You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Tumpakoyot
Desa Tumpakoyot

Kec. Bakung, Kab. Blitar, Provinsi Jawa Timur

Sepi Ing Pamprih Rame Ing Gawe

Musyawarah Rembug Stunting: Komitmen Bersama Cegah Stunting di Desa Tumpakoyot

VIVI HERFIANINGSIH 16 Juni 2025 Dibaca 13 Kali
Musyawarah Rembug Stunting: Komitmen Bersama Cegah Stunting di Desa Tumpakoyot

 


Musyawarah Rembug Stunting: Komitmen Bersama Cegah Stunting di Desa Tumpakoyot

Tumpakoyot, 16 Juni 2025 – Pemerintah Desa Tumpakoyot hari ini menyelenggarakan kegiatan Musyawarah Rembug Stunting sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanganan masalah stunting di desa. Kegiatan ini berlangsung di balai desa dan dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan generasi sehat bebas stunting.

Hadir dalam kegiatan ini:

  • Ibu Merita Belinda dari Puskesmas Bakung,

  • Ibu Bidan Desa, Bu Erna,

  • Bapak Supriono, Kepala Desa Tumpakoyot,

  • Bapak Tulus, perwakilan BPD Desa Tumpakoyot,

  • Perangkat Pemerintah Desa Tumpakoyot,

  • Kader Posyandu,

  • Guru dan pengelola PAUD,

  • Ibu-ibu PKK, dan

  • Kader Jiwa (kader kesehatan jiwa desa).

Musyawarah ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan lintas program, sekaligus menyatukan langkah dalam percepatan penurunan stunting.

Apa Itu Stunting dan Mengapa Penting Ditangani?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) — sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Anak stunting cenderung memiliki tinggi badan lebih pendek, daya tahan tubuh rendah, serta gangguan perkembangan otak dan kecerdasan.

Dalam pemaparannya, Ibu Merita Belinda menekankan bahwa stunting adalah persoalan multidimensi. “Kita harus bergerak bersama: dari pelayanan kesehatan, lingkungan bersih, hingga edukasi gizi pada keluarga. Kunci utama ada di pencegahan.”

Bidan Desa, Bu Erna, menyampaikan pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin, pemberian ASI eksklusif, dan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala. “Kita akan intensifkan edukasi dan pemantauan di posyandu dan rumah tangga berisiko tinggi stunting.”

Kepala Desa, Bapak Supriono, menyatakan dukungan penuh melalui kebijakan anggaran desa dan fasilitasi program-program kesehatan. “Kami akan memperkuat peran kader, membenahi sanitasi lingkungan, dan mendukung kegiatan edukatif di PAUD dan Posyandu.”

Sementara itu, Bapak Tulus dari BPD menegaskan bahwa pengawasan dan kolaborasi semua unsur desa adalah kunci keberhasilan penanganan stunting. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua elemen masyarakat harus terlibat.”

Langkah Nyata Desa Tumpakoyot

Beberapa rencana aksi bersama yang akan diimplementasikan setelah rembug ini antara lain:

  • Penyuluhan rutin untuk ibu hamil, menyusui, dan balita melalui Posyandu dan PAUD,

  • Kampanye minum tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri,

  • Pemeriksaan gizi anak dan ibu secara berkala di setiap dusun,

  • Penguatan peran PKK dan Kader Jiwa dalam membina kesehatan mental dan keluarga,

  • Promosi sanitasi lingkungan dan kebersihan rumah tangga,

  • Dukungan gizi dan stimulasi tumbuh-kembang anak di usia dini.

Dengan semangat kolaborasi, Desa Tumpakoyot menunjukkan komitmennya menjadi desa tangguh dalam menghadapi stunting dan siap mencetak generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.


#DesaTumpakoyot #CegahStunting #AnakSehatIndonesiaKuat #RembugStunting #PosyanduAktif #PKKBergerak #KesehatanMasyarakat


 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image