SEJARAN DESA TUMPAK OYOT
Sejarah Desa Tumpak oyot Tidak terlepas dari sejarah Masyarakat Desa Tumpak oyot, untuk menggali sumber data berdirinya Desa Tumpak oyot telah Mengundang beberapa Tokoh Masyarakat yang setidaknya mengetahui sejarah Berdirinya Desa Tumpak oyot, antara lain :
- Bapak : Gendut
Umur : 80 tahun
Pekerjaan : T a n i
Alamat : Dusun Tulungsari RT004 Rw004
2. Bapak : Djikan
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : T a n i
Alamat : Dusun Sumbersari RT002 Rw003
- Bapak : Karto Mukri
Umur : 83 tahun
Pekerjaan : T a n i
Alamat : Dusun Sumbersari RT004 Rw003
- Bapak : Samat
Umur : 71 tahun
Pekerjaan : T a n i
Alamat : Dusun Tulungsari RT003 Rw004
- Bapak : Poni Purnomo
Umur : 75 tahun
Pekerjaan : T a n i
Alamat : Dusun Sumbersari RT005 Rw001
Beliau menuturkan dari cerita Nenek Moyang yang diceritakan turun temurun bahwa Desa Tumpak oyot Pada tahun 1901 Tumpak oyot masih merupakan hutan belantara yang belum Pernah dijamah oleh manusia .
Pada tahun 1901 datang 2 (dua) orang dari Daerah Mataram (Mentaram) antara lain
- mbah Kartoredjo
- mbah Irokarso
Selanjutnya ke 2 (dua ) orang tersebut yang pertama kali masuk ke hutan dengan tujuan membabat hutan untuk dijadikan ladang pertanian dan pemukiman ke 2 ( dua ) orang tersebut beserta Isteri dan anak keturunannya di kemudian hari
Setelah beliau membabat hutan memasuki pada bulan yang ke 3 ( tiga ) atau selama 3 bulan beliau menemuai sebuah pohon besar (pohon Apak ) yang menyerupai sejenis pohon Beringin yang akar - akarnya menjalar ke atas naik ke pohonnya, dalam bahasa jawa disebut, oyot numpak wit ( akar naik pohon ) tepatnya sekarang di Rt002 Rw004 Dusun Tulungsari .
Sehingga setelah menemui pohon besar yang dinaiki oleh akarnya oleh mbah Kartoredjo tempat babatan tersebut dinamakan Tumpak oyot .
Setelah selama 3 tahun beliau membabat hutan , beliau ber 2 (dua ) antara mbah Kartoredjo dengan mbah Irokarso pulang ke Mataran untuk mengambil Isteri dan anak - anak beliau .
Setelah 1 (satu) bulan kemudian, mbah Kartoredjo dan mbah Irokarso beserta Isteri dan anak – anak beliau datang ke tempat hutan yang telah di babat lalu membuat Rumah dari kayu yang diberi atap daun-daunan dan rumput belalang (alang-alang) untuk tempat tinggal .
Setiap hari beliau bekerja bercocok tanam dibantu dengan Isteri dan anak - anak beliau, sambil meneruskan / memperluas membabat hutan .
Pada tahun 1904 sampai dengan tahun 1906 beliau ber 2 (dua ) membabat hutan dari babatan pertama mbah Irokarso menemui sungai kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun dan disepanjang kanan dan kiri sungai tumbuh bambu - bambu kecil yang sangat lebat dan roboh ke tengah – tengah sungai yang bagian kanan roboh ke kiri yang kiri roboh ke kanan sehingga menutup bagian atas sepanjang sungai, sehingga sungai tersebut tidak kelihatan seolah - olah seperti tidak ada sungai, dan bambu - bambu kecil tersebut oleh mbah Irokarso disebut bambu uluh, maka tempat tersebut oleh mbah Irokarso dinamakan Kali uluh, tepatnya sekarang di sepanjang Tanah Sawah Bagian sebelah barat Dusun Sumbersari .
Babatan Pertama pada tahun 1901 sampai dengan tahun 1903 disebut Dukuh Tumpak oyot dan babatan ke dua pada tahun 1904 sampai dengan tahun 1906 disebut Dukuh Kaliuluh .
Dukuh Tumpak oyot, di tempati oleh mbah Kartoredjo beserta Isteri dan anak beliau sedangkan Dukuh Kali uluh ditempati oleh mbah Irokarsi beserta Isteri dan anak anak beliau .
Setelah tempat tersebut masing -masing menjadi Dukuhan, pada tahun 1906 anak anak dari mbah Kartorejo, dan anak - anak dari mbah Irokarso pulang ke Mataram untuk sambang sanak dan saudaranya selama 3 (tiga ) bulan di Mataram, lalu beliau anak-anak dari mbah Kartoredjo kembali datang ke Dukuh Tumpak oyot dan banyak saudara yang ikut datang dan akan ikut membabat hutan dan menetap di daerah babat Dukuh Tumpak oyot, yang ikut datang antara lain :
1 mbah Saeko, 2. mbah Setro, 3. Podo Karyo, 4. mbah Timin, 5.mbah Mustaram, 6. mbah
Atim 7. mbah Kasmidjan, 8.mbah Kadam, 9. mbah Tumiran beliau menetap di Dukuh
Tumpak oyot .
Sedangkan 1 (satu) bulan kemudian anak-anak dari mbah Irokaso kembali datang ke Dukuh Kali uluh dengan diikuti saudara-saudara beliau yang akan ikut membabat hutan dan Juga ingin menetap ditempat babatan Dukuh Kali uluh, yang ikut datang antara lain;
1.mbah Wongsoredjo, 2.mbah Dulradji, 3.mbah Djemingan, 4.mbah Saido, 5.mbah Taniran
- mbah Kromontono, 7. mbah Djemangin , beliau menetap di Dukuh Kali uluh
Selanjutnya 1 (satu) tahun kemudian pada tahun 1907 sampai dengan tahun 1910 selama 3 (tiga) tahun secara bergantian masing -masing semua yang datang di tempat pembabatan hutan yang sebanya 17 orang pendatang baru yang menempat di Dukuh Tumpak oyot, maupun yang menempat di Dukuh Kaliuluh pulang ke Daerah asal Mentaram untuk mengambil keluarganya Isteri dan anak – anak beliau .
Selanjutnya 1 (satu) tahun kemudian pada tahun 1907 sampai dengan tahun 1910 selama 3 (tiga) tahun secara bergantian masing-masing semua yang datang di tempat pembabatan hutan yang sebanyak 17 orang pendatang baru yang menetap di Dukuh Tumpak oyot, maupun yang menetap di Dukuh Kaliuluh pulang ke Daerah asal Daerah Mentaram untuk mengambil keluatganya Isterin dan anak-anak beliau .
Pada tahun 1910 Dukuh Tumpak oyot dihuni oleh : 51 orang, sedangkan di Dukuh Kaliuluh dihuni oleh : 54 orang, sehingga jumlah penduduk di 2 (dua) Dukuh tersebut pada tahun 1910 sebanyak : 105 orang .
Pada tahun 1910 salah 1 (satu) penduduk dari Dukuh Tumpak oyot, ada yang meninggal dunia karena sakit, maka oleh mbah Kartoredjo dan mbah Irokarsa dengan semua Penduduk Dukuh Tumpak oyot dan Dukuh Kaliuluh dimusyawarahkan di tiap-tiap dukuh perlu di adakan tempat pemakaman, dengan tujuan agar tidak terlalu jauh untuk memakamkan bilaman sewaktu - waktu ada penduduk yang meninggal dunia akhirnya menjadi kesimpulan bahwa di tiap-tiap dukuh diadakan tempat pemekaman . Makam Dukuh Tumpak oyot terletak di bagian sebelah barat Dukuh Tumpak oyot yang dinamakan makam atau kuburan kali sat, sedangkan makam dukuh Kaliulih terletak di dukuh Kaliuluh bagian sebelah barat, dinamakan Makam atau kuburan Kaliuluh .
Pada tahun 1911 oleh mbah Kartorejo dan mbah Irokarso dan semua penduduk di Dukuh Tumpak oyot, dan Dukuh Kaliuluh , mengadakan musyawarah untuk menentukan batas - batas Dukuh, antara Dukuh Tumpak oyot, dengan Dukuh Kaliuluh, musyawarah tersebut dipimpin oleh mbah Kartorejo dan mbah Irokarso . Setelah diadakan musyawarah bersama akhirnya menjadi kesimpulan bahwa batas- batas antara Dukuh Tumpak oyot dengan Dukuh Kaliuluh antara lain sebagai berikut :
- Batas-batas Dukuh Tumpak oyot adalah : Sebelah utara : Sungai
Sebelah timur : Sungai
Sebelah selatan : Sungai
Sebelah barat : Puthuk tanggul
- Batas-batas Dukuh Kaliuluh adalah : Sebelah utara : Pohon Apak besar
Sebelah timur : Puthuk tanggul
Sebelah selatan : Pohon Pelem Poh
Sebelah barat : Makam atau Kuburan
Setelah daerah tersebut menjadi Dukuhan Pada tahun 1912 seterusnya setiap waktu atau setiap saat secara bergantian penduduk pendatang baru yang sebanyak 17orang tersebut pulang ke Daerah asalnya untuk mengambil Keluarganya atau Isteri dan anak – anaknya
sehingga pada tahun 1915, jumlah penduduk di 2(dua) Dukuhan sebanyak 257 jiwa antara lain, yang bermukin di Dukuh Tumpak oyot, Laki - laki 52 jiwa Perempuan 66 jiwa Jumlah 118 jiwa, sedangkan penduduk yang bermukim di Dukuh Kaliuluh sebanyak Laki-laki 63 jiwa Perempuan 76 jiwa .
Mata Pencaharian penduduk adalah bercocok tanam atau petani , sedangkan jenis tanaman pokok yang di tanam pada waktu itu adalah, Ondo, Juwawut, Suweq, Talas . Pada tahun 1915, 3 orang pendatang dari Daerah Banten membawa bibit tanaman makanan pokok antara lain bibit padi Gogo Padi Cempo, diserahkan kepada mbah Irokarso ditanah untuk dikembangkan setelah berkembang dibagi - bagikan kepada penduduk di Dukuh Tumpak oyot, maupun di Dukuh Kaliuluh .
Lima bulan kemudian ada pendatang baru dari Daerah nggalek dengan membawa bibit tanaman Ketela pohon diserahkan kepada mbah Kartoredjo , oleh mbah Kartorejo bibit ketela pohon tersebut dipotong – potong dibagikan kepada Penduduk Dukuh Tumpak oyot untuk dikembangkan , setelah 7 bulan bibit ketela pohon tersebut sudah Bisa dikembangkan kepada penduduk yang ada di Dukuh Kaliuluh .
Pada tahun 1916 ada pendatang baru dari Daerah Singosari Malang sahabat dari mbah Kartorejo diwaktu masih ada di Mentaran , datang ke Dukuh Tumpak oyot, dengan membawa bibit Jagung, diserahkan kepada mbah Kartorejo, oleh mbah Kartorejo dibagi denga mbah Irokarso, oleh kedua biliau mbah Kartorejo dan mbah Irokarso bibi jagung tersebut dibagikan kepada Penduduk untuk dikembangkan ditanam diladangnya sendiri sendiri, setelah jangka waktu 3 bulan tanaman jagung tersebut sudah berkembang untuk benih ditanam di semua tempat yang telah di babat .
Maka pada tahun 1916 macam tanaman makanan pokok yang sudah ada di Dukuh Tumpak oyot, maupun di Dukuh Kaliuluh antara lain : Ondo, Juwawut, Ketela Pohon Padi Gogo Padi Cempo, Jagung .
Pada tahun 1916 Penduduk Dukuh Tumpak oyot maupun Penduduk Dukuh Kaliuluh belum mengenal Agama yang di anut adalah kepercayaan , akan tetapi pada waktu itu rasa kesatuan dan persatuan sangat kuwat antara penduduk satu dan penduduk yang lain .
Pada tahun 1916 tersebut belum terbentuk adanya Pemerintahan Desa, Penduduk Dukuh Tumpak oyot dan Penduduk Dukuh Kaliuluh masing dipimpin oleh Kepal Adat yaitu Penduduk Dukuh Tumpak oyot di pimpin oleh mbah Kartorejo, sedangkan penduduk Dukuh Kaliuluh di pimpin oleh mbah Irokarso .
Kedua pimpinan adat tersebut saling ber koordinasi untuk memimpin pendukanya mengenai persatuan, kesatuan dan cara bercocok tanam maupun kelanjutan untuk pembabatan hutan, untuk memperluas ladang masing – masing penduduk di Dukuh Tumpak oyot, maupun di dukuh Kaliuluh .
Pada tahun 1917 dari sebagian penduduk dukuh Tumpak oyot, maupu penduduk dari Dukuh Kaliuluh sambang ke Daerah asal masing - masing setelah pulang ke dukuh Tumapk oyot mapun ke dukuh Kaliuluh beliau ada yang membawa bibit ternak antara lain ; Bibit Sapi , ada yang membawa bibit Kerbau, ada juga yang membawa bibit Kambing dan juga ada yang membawa pula bibit Kuda , dengan maksud untuk dikembangkan di dukuh masing - masing dengan harapan , untuk menambah penghasilan, untuk membantu pengolahan lahan pertanian, juga untuk sarana perjalanan atau Kuda sebagai kendaraan pada waktu itu .
Pada tahun 1919 penduduk yang namanya mbah Saido sambang ke Daerah Mentaram selama lebih kurang 2 (dua) bulan pulang ke dukuh Kaliuluh beliau membawa alat kesenian tradisional yang namanya kesenian Jedhor, setelah ber ada di dukuh Kaliuluh beliau bersama sebagian penduduk dari dukuh Kaliuluh maupun sebagian penduduk dari dukuh Tumpakoyot mengadakan belajar bersama, untuk mengembangkan kesenian jawa Jedor di dukuh Kaliuluh maupun di dukuh Tumpak oyot .
Pada tahun 1919 jumlah penduduk di 2 (dua) Dukuhan tersebut sudah berkembang menjadi 437 orang disebabkan, banyak penduduk yang berdatangan dari sanak saudara penduduk yang sudah bermukim di Dukuh Tumpak oyot, maupun sanak saudara dari penduduk yang sudah bermukim di dukuh Kaliuluh, datang dari berbagi Daerah, maupun tambahnya angka dari kelahiran dari penduduk 2 (dua) dukuhan tersebut .
Jumlah penduduk dukuh Tumpak oyot, Laki-laki. 102 jiwa, perempuan 109 jiwa Jumlah semua 211 jiwa, sedangkan jumlah penduduk dukuh Kaliuluh, Laki - laki 108 jiwa Perempuan 117 jiwa, jumlah semua 226 jiwa .
Pada waktu itu tempat di 2 (dua) dukuhan tersebut masih gawat ( dalam bahasa jawa ) masih wingit dari gangguan Jin Setan yang menjaga hutan pohon – pohon besar tersebut.Maka oleh mbah Kartorejo dengan mbah Irokarso pada setiap hari malam Jum’at Di bacakan mantra – mantra dengan bahasa jawa, di samping mengadakan latihan kesenian Jawa ( jedor ) bersama penduduk yang lain, dengan maksud untuk mengusir para Jin Setan yang berada di dalam dukuh Tumpak oyot, maupun Jin Setan yang ber ada di dukuh Kaliuluh.
Pada tahun 1920 berdirilah sebuah Desa, yang namanya adalah Desa Plandirejo dukuh Tumpak oyot, dan dukuh Kaliuluh menjadi Dukuhan dari Wilayah Desa Plandirejo yang terletak di sebelah utara dari babatan hutan dukuh Kaliuluh .
Desa Plandirejo berbatasan dengan :
- Sebelah utara : Desa Pulerejo
- Sebelah timur : Desa Ngrejo dan Desa Bululawang
- Sebelah selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah barat : Desa Pucanglaban Kab. Tulungagung
Seiring dengan perkembangan jaman serta kemerdekaan Negara Republik Indonesia, berdasarkan Kebijakan dari Pemerintah Daerah Tingkat II Blitar ( Pemerintah Kabupaten Blitar ) maka pada tahun 1956 bersamaan dengan Desa - Desa lain yang Mempunyai wilayah Luas diadakan pemecahan wilayah Sehingga Dukuh Kaliuluh dan Dukuh Tumpak Oyot , terpisah dari Desa Plandirejo dan Membentuk desa sendiri Dengan Nama Desa TUMPAK OYOT dengan batas-batas wilayah :
- Sebelah utara : Desa Plandirejo
- Sebelah timur : Desa Sumberdadi
- Sebelah selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah barat : Desa Plandirejo
Pada awal pembentukan dan sampai saat ini Desa Tumpak Oyot mempunyai Dua Dusun yaitu :
- Dusun Sumbersari
- Dusun Tulungsari
Serta dalam wilayah desa Tumpak Oyot terbagi atas 5 Rukun Warga ( RW ) dan 23 Rukun Tetangga ( RT )
KEPALA DESA TUMPAK OYOT
S U P R I O N O
"Mbah buyut saya dari Nganjuk nama beliau Mbah kartoredjo beliau adalah seorang dalang pewayangan dan seorang guru padepokan hijrah ke Banyuwangi pada era penjajahan Belanda sekilas riwayat yg di ceritakan Mbah saya katiyem